22 Tahun Honorer ini Jaga Rumah Pengasingan Bung Karno, Kadang Merinding Saat Ruangan Sepi
NATALIA LAURENS - Bengkulu
Rumah ini awalnya dibangun oleh Tjang Tjeng Kwat, penyalur bahan pokok keperluan pemerintah Kolonial Hindia Belanda di Bengkulu pada 1918 lalu.
Bangunan tersebut kemudian dipergunakan oleh Hindia Belanda untuk mengasingkan Bung Karno sebagai tahanan politik pada 1938-1942. Selanjutnya, setelah zaman kemerdekaan Indonesia, rumah itu ditetapkan sebagai salah satu cagar budaya.
Bentuk bangunannya tidak ada yang diubah. Pembenahan yang dilakukan hanya merenovasi beberapa bagian yang telah lapuk dimakan usia, demi menjaga nilai sejarah yang ada.
Saat berkunjung, JPNN.com sempat berbincang dengan Muhammad Yaman, salah satu penjaga rumah pengasingan Bung Karno.
Dia adalah seorang pegawai honorer dari Balai Pelestarian Cagar Budaya Jambi yang salah satu wilayah kerjanya mencakup hingga Bengkulu.
Yaman sudah menghabiskan masa hidupnya untuk menjaga rumah itu sejak 1997 silam. Hampir 22 tahun lamanya. Sejak saat itu pula dia belajar banyak tentang sejarah kehidupan Bung Karno.