25 Persen Suara, Mengada-ngada
Kamis, 16 Oktober 2008 – 19:49 WIB
Alasan efisiensi, lanjutnya, juga tidak tepat, karena berapapun biaya yang dikeluarkan adalah menjadi tanggung jawab negara. Rakyatpun berhak mendapatkan pemimpin yang terbaik.
“Jadi, berapapun biayanya harus dibayarkan demi mendapatkan pemimpin terbaik. Ini juga untuk menghindari upaya judicial review dari pihak-pihak yang tidak menyenangi undang-undang tersebut,” imbuhnya.
Demokrasi itu, kata Gus Choi, panggilan akrabnya, memiliki karakter yang tidak efisein. Jika mau efisien dalam memilih pemimpin maka system otoriter adalah yang paling efisien. “Namun ini kan tidak kita inginkan, kita tidak ingin lagi memiliki pemimpin yang otoriter,” katanya.