27 Tentara Garda Revolusi Tewas Dibom, Iran Bersumpah Balas Dendam
Karena itu, seluruh jajaran pemerintah langsung meradang mendengar kabar tersebut. Apalagi, serangan kali ini tidak berselang lama dari serangan tahun lalu.
Pada September 2018, sebanyak 25 personel Garda Revolusi tewas akibat serangan kelompok bersenjata di tengah parade militer di Ahvaz, Khuzestan. "Putra-putri bangsa Iran akan menuntut balas tumpahnya darah martir dalam insiden tersebut," kata Jubir Kementerian Luar Negeri Bahram Qassemi.
Iran tidak suka sekadar mengancam. Pada 2017, mereka menembakkan misil ke wilayah ISIS di Syria setelah organisasi teror itu mengklaim bertanggung jawab atas serangan teroris yang menewaskan 17 warga sipil di Teheran.
Untuk serangan di Ahvaz pada September tahun lalu, mereka menembakkan misil ke ISIS dan kelompok Kurdi di Iraq Utara.
Sementara itu, Menlu Iran Mohammad Javad Zarif langsung mengaitkan insiden tersebut dengan upaya AS menekan Iran. Dia menuturkan bahwa kejadian itu bertepatan dengan KTT Perdamaian Timur Tengah di Warsawa, Polandia.
Salah satu agenda pertemuan yang diprakarsai AS itu adalah mengajak pihak internasional ikut mengembargo negara penghasil minyak itu.
"Apakah benar bahwa teror di Iran dan 'sirkus' Warsawa hanya kebetulan? Keduanya terjadi pada hari yang sama," ungkapnya menurut New York Times. (bil/c14/dos)