3 Desember 13 Nyawa Melayang, Kemarin 13 Lagi
Pesawat mungkin terbang terlalu rendah sehingga menabrak bukit yang tertutup awan tebal. ”Kemungkinan di dalam awan ada bukit bisa saja terjadi,” bebernya.
Hadiyan memperkirakan, kondisi cuaca di perbukitan Wamena yang saat itu berawan tebal sangat mungkin menghalangi pandangan penerbang.
Prediksi tersebut sesuai laporan kondisi ujung runway koordinat 15 yang berkabut. Pesawat yang hendak landing dari ujung landasan di koordinat 33 itu pun diduga kuat menghantam bukit di Gunung Lisuwa, tenggara Bandara Wamena. Area di sekitar runway 33 memang dipenuhi perbukitan. Kondisi lebih clear di runway 15.
Dia mengakui, Wamena menjadi jalur penerbangan ”spesial” bagi para pilot pesawat Hercules dan Fokker. Juga, setiap pesawat harus diawaki penerbang dan kru berpengalaman sebelum melaksanakan misi menuju bandara itu. ”Semua pilot (Hercules dan Fokker, Red) harus bisa mengoperasikan pesawat di daerah Wamena,” tuturnya.
Bandara tersebut selama ini digunakan untuk evaluasi perwira penerbang TNI-AU yang akan naik tingkat dari kopilot menjadi kapten pilot.
”Perkiraan awal (pesawat jatuh, Red) karena cuaca. Namun demikian, ini (cuaca, Red) jangan menjadi patokan karena ada lima faktor yang harus diinvestigasi,” terangnya. Lima faktor itu adalah manusia, material, media, misi, dan manajemen (5M).
Dari 5M tersebut, faktor material (kondisi pesawat) dipastikan tidak bermasalah. Sebab, sebelum terbang, mesin pesawat selalu dicek.
”Pesawat ini (Hercules C-130, Red) layak terbang,” tegasnya. Pesawat yang dioperasikan Australia kali pertama pada 1980 itu masih menyisakan 69 jam dari 1.000 jam terbang sebelum masuk jadwal pemeliharaan.