300 Pendidik Siap Integrasikan Artificial Intelligence dalam Pembelajaran IFLS 2024
Jika institusi pendidikan tidak cepat menanggapinya, pemanfaatan AI dalam pendidikan, terutama oleh siswa, berpotensi menjadi liar.
Oleh karenanya, institusi pendidikan harus dapat membuat “pagar” tentang bagaimana AI bisa digunakan dalam pembelajaran.
Oleh karena itu, perlu adanya kebijakan dan regulasi seputar AI, paling tidak dalam tingkat kelembagaan.
“Di Indonesia ini belum banyak konten yang secara mendalam mengulas tentang AI dalam pendidikan. Bagaimana kebijakan dan regulasinya, bagaimana kita memilih AI yang tepat. Itu belum banyak dibahas. Padahal, manfaat AI tidak hanya sekedar sebagai ‘asisten pribadi’, tetapi AI juga bisa membantu kita untuk menyelesaikan masalah-masalah yang difficult dan complicated dalam educational setting,” ungkap Pepita Gunawan, Pendiri dan Direktur Pelaksana REFO.
“AI bisa membantu kita untuk mempersonalisasi pembelajaran, sehingga bisa menaikkan student engagement. AI juga bisa membantu kita menjaga mental well-being murid-murid, dan memberikan support yang dibutuhkan para pendidik," tambah Pepita.
IFLS 2024 mendatangkan Keynote Speaker yang merupakan pakar AI, seperti Dr. Égo Obi dari Britania Raya, mantan eksekutif Google dengan pengalaman lebih dari 20 tahun dalam bidang etika AI dan pendidikan.
Dalam sesinya, Ego berbagi wawasan dalam menavigasi kompleksitas etika AI dalam pendidikan serta langkah-langkah praktis integrasi AI dalam pendidikan.
IFLS 2024 menghadirkan tiga keynote speaker lain yang juga merupakan pakar dalam bidang teknologi pendidikan, terutama AI.