4 Fakta Penting Kinerja APBN hingga Oktober 2024, Penerimaan Bea Cukai Capai Rp 231,7 T
Hal ini didorong penguatan nilai tukar USD terhadap rupiah dan pertumbuhan nilai impor sebesar 5,5 persen (yoy).
Selain itu, bea keluar tercatat sebesar Rp 14,2 triliun atau mencapai 80,9 persen dari target dan tumbuh 46,8 persen (yoy).
Pertumbuhan ini dipengaruhi faktor kebijakan relaksasi ekspor komoditas tembaga.
Terakhir, dari sektor cukai instansi ini mencatatkan penerimaan sebesar Rp 174,4 triliun atau mencapai 70,9 persen target dan tumbuh 2,7 persen (yoy).
Pertumbuhan ini disebabkan kenaikan produksi hasil tembakau/rokok golongan II dan III, kenaikan tarif minuman mengandung etil alkohol (MMEA), dan kenaikan produksi etil alkohol.
Budi berharap dapat menjaga tren positif ini berlanjut dan memberikan kontribusi signifikan bagi pembangunan dan perekonomian negara.
"Ke depannya, Bea Cukai akan tetap berkomitmen mendukung APBN melalui penerimaan kepabeanan dan cukai yang sehat dan berkelanjutan," ujar Budi.
4. Kinerja Fasilitas dan Pengawasan Bea Cukai Terus Meningkat
Selain kinerja penerimaan, kinerja fasilitasi dan pengawasan Bea Cukai sampai dengan Q3 2024 juga menunjukan peningkatan.