40 Diplomat AS Alami Kerusakan Otak, Penyebabnya Misterius
jpnn.com, WASHINGTON - Temuan terbaru mengenai korban insiden misterius yang terjadi di Kedutaan AS untuk Kuba kembali muncul. Penelitian terhadap 40 diplomat yang mengeluhkan sakit saat berada di Havana itu menghasilkan temuan mengejutkan. Rupanya, otak mereka tak bekerja sebagaimana mestinya.
Riset yang dipimpin pakar dari University of Pennsylvania itu dirilis di Journal of American Medical Association baru-baru ini. Ternyata, peneliti berhasil menemukan tanda-tanda abnormalitas yang terjadi pada 44 pasien dari Kuba.
Keanehan mereka ditemukan setelah para dokter membandingkan hasil pemindaian magnetic resonance imaging (MRI) para diplomat dengan 48 subjek tes lainnya.
"Yang jelas, kami bisa memastikan sesuatu terjadi pada otak mereka. Dan, kita harus meneliti hal ini lebih lanjut," ujar Ragini Verma, kepala tim penelitian, kepada Agence France-Presse.
BACA JUGA: Staf Diplomatik Kanada di Kuba Terserang Penyakit Misterius
Pakar radiologi dan bedah otak di Perelman School of Medicine, University of Pennsylvania, tersebut mengatakan bahwa terdapat perbedaan di dalam otak mantan staf Kedubes AS di Havana itu.
Perbedaan tersebut terlihat paling mencolok di daerah cerebellum. Bagian itu memang mengatur sensor dan pergerakan tubuh. Hal tersebut selaras dengan keluhan yang dialami pasien, yakni kehilangan keseimbangan, pergerakan mata, dan pusing.
"Yang jelas, gambaran otak mereka tak menunjukkan ada gegar otak. Meski, gejala yang mereka alami seperti gegar otak," ungkapnya.