41 Warga Bengkulu Tertahan di Mesir Mencapai 41 Orang
Dikatakan Wiwit, jemaah yang diluar Provinsi Bengkulu dalam rombongan suaminya itu hanya 10 orang dari Bali dan Jawa Barat. Sedangkan sisanya sebanyak 41 orang itu berasal dari Kota Bengkulu dan Kepahiang serta Rejang Lebong.
Semenjak terkatung-katung di KAiro Mesir itu, para jemaah diinapkan atau dutampung langsung oleh Kedubes RI di Mesir. BAik itu minum dan makan semuanya ditanggung pihak Kedubes.
Kondisi kesehatan para jemaah tidak ada yang sakit. Hanya saja mereka sudah kehabisan uang sehingga tidak bisa berpergian kemana-mana sembari menunggu untuk bisa dipulangkan dengan cepat.
"Saya memang berusaha menghubungi suami saya melalui telepon. Tetapi tidak bisa berkomunikasi. Akhirnya proses komunikasi hanya bisa melalui SMS atau pesan singkat. Saat ini para jemaah tidak lain hanya ingin cepat pulang sampai ke Bengkulu," kata Wiwit di temui di kediamannya.
Masih menurut Wiwit, proses tertahannya para jemaah itu berawal ketika mereka akan melakukan bording di Bandara Kairo Mesir. Saat itu passport mereka tidak ada dan ternyata dilarikan oleh pihak travel di Kairo Mesir.
Saat itu para jemaah sempat kebingungan. Lantaran pakaian yang ada hanya di badan. Tetapi setelah ditelusuri, beberapa hari, didapati bahwa pakaian yang awalnya diperkirakan sudah dimasukan ke dalam pesawat itu ternyata masih tertinggal.
Akibat tertahannya itu para jemaah sudah tujuh hari harus menginap di Kedubes. Mereka kegiatannya hanya makan tidur.
Awalnya proses pemberangkatan juga dilakukan pada tanggal 19 April lalu dan pulangnya dijadwalkan 1 Mei sudah berada di Bengkulu lagi. Namun karena tertahan akhirnya harus terlantar selama tujuh hari. (che)