512 Keluarga Hidup di Bawah Garis Kemiskinan
jpnn.com - BEKASI - Meskipun jadi penyangga ibu kota, namun Kota Bekasi masih memiliki banyak warga miskin. Rata-rata mereka hidup serba kekurangan. Ironisnya, bantuan yang didapat dari pemerintah daerah sangat minim.
Data itu dipastikan oleh Dinas Sosial setempat. Sebanyak 512 kepala keluarga dinyatakan kurang mampu. Mereka tersebar di 12 kecamatan se-Kota Bekasi. Kebanyakan dari kepala keluarga hanya pekerja serabutan.
Kepala Dinas Sosial Kota Bekasi, Agus Darma mengatakan, sebanyak 512 kepala keluarga tergolong tidak mampu. Mereka bukan berasal dari pekerja sebuah pabrik yang sudah mendapatkan honor besar. "Mereka pekerja tidak tetap, penghasilan mereka rendah," tambah Agus.
Agus menambahkan, tahun ini program bantuan renovasi rumah sudah ditiadakan. Hanya bantuan berupa barang yang akan dikucurkan kepada mereka yang lebih membutuhkan. "Hanya berupa barang saja, tidak ada bantuan bernilai uang," tegas Agus.
Hanya saja, Agus mengaku, pemerintah pusat sudah memberikan bantuan berupa bantuan kelompok usaha bersama (Kube). Sebanyak 15 kelompok mendapatkan bantuan tersebut dari Kementerian Sosial (Kemensos). "Sebanyak 15 kelompok yang mendapat bantuan modal usaha," ujarnya.
Masing-masing kelompok usaha itu, dikatakan Agus, bernilai Rp 20 juta. Penyaluran bantuan itu langsung diberikan pemerintah pusat melalui dinas sosial. "Kami hanya membantu mereka untuk mendapatkan modal usaha," imbuhnya.
Sementara itu, untuk bantuan APBD 2014, diakui Agus, berbentuk barang. Bantuan seperti bedah rumah tidak dianggarkan pada tahun ini. "Tidak ada tahun ini bantuan bedah rumah bagi warga kurang mampu," ucapnya.
Terpisah, Anggota Komisi D DPRD Kota Bekasi, Ahmad Ustuchi mengatakan, banyak warga kurang mampu yang tidak mendapat perhatian pemerintah daerah. Mereka hanya mengandalkan rasa kasihan tetangga, maupun upah cuci. "Meski Kota Bekasi sebagai kota berkembang, tapi masih banyak warga yang kurang mampu," imbuhnya.