5.900 Karyawan RAPP Terancam Kena PHK
Ali menjelaskan, dengan berhentinya operasional mulai dari pembibitan, penanaman, pemanenan dan pengangkutan yang berada di lima kabupaten di Provinsi Riau akan berdampak pada berkurangnya pasokan bahan baku.
Dengan begitu, produksi di pabrik pun tidak bisa berjalan maksimal. Menurut Ali, pihaknya kini hanya akan menyelesaikan pekerjaan dengan bahas baku yang tersisa sebelum akhirnya berhenti beroperasi secara total.
”Saat ini kami mengurangi 50 persen produksinya karena memang tidak ada lagi pasokan bahan baku,” terang Ali.
Dengan kondisi seperti sekarang ini, kata Ali, perusahaan akan merugi karena mereka sudah berinvestasi cukup besar.
Dia menjelaskan, RAPP telah berinvestasi sebesar Rp85 triliun dan sedang membangun hilirisasi industri pulp yang menghasilkan kertas dan rayon bahan baku tekstil dengan investasi Rp15 triliun.
”Total investasinya mencapai Rp 100 triliun,” katanya.
Dia juga menyebut, perusahaan yang berorientasi ekspor itu telah menyumbang devisa kepada negara sebesar USD 1,5 miliar atau Rp 20 triliun per tahun.
Terkaitd engan penerbitan SK Menteri LHK, Corporate Affairs PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) Agung Laksamana menilai pihaknya seolah tidak diberi kesempatan untuk mer-review dan melakukan revisi terhadap RKU yang mereka ajukan.