6.000 Siswa SMK di Jabar Ikut Program Cyber Security
jpnn.com, JAKARTA - 6.000 siswa SMK di Jawa Barat mengikuti program Mastercard Academy 2.0. Program yang diinisiasi Mastercard bekerja sama dengan InfraDigital Foundation ini merupakan flagship untuk training digital.
Dalam 3 tahun ke depan, InfraDigital Foundation akan melatih talent muda Indonesia memasuki dunia kerja untuk mencapai sertifikasi cyber security dan memfasilitasi penempatan kerja dalam profesi yang semakin penting ini.
Vice Chairman and Preisdent Strategic Growth Mastercard Mike Froman mengatakan, mempercepat pembangunan sumber daya manusia adalah kunci untuk menciptakan ekonomi yang adil, inklusif dan berkelanjutan.
"Mastercard berkomitmen untuk membantu para pemimpin dengan teknologi kami, data dan kemitraan untuk mengembangkan berbagai solusi yang dapat memberdayakan lebih banyak orang untuk berpartisipasi dalam ekonomi formal dan membantu para pekerja menavigasi perubahan cara kerja. Dukungan dari semua pihak diperlukan guna memastikan ekonomi digital bermanfaat untuk semua orang, di mana pun mereka berada," kata Mike Froman, dalam siaran tertulisnya.
Program ini diharapkan dapat membekali 100.000 masyarakat Indonesia, yang meliputi anak usia sekolah, anak muda, pengusaha, dan profesional yang tengah berada di level menengah dalam karier, dengan keterampilan digital yang mereka perlukan untuk berkembang dan secara aktif berpartisipasi dalam perjalanan transformasi digital Indonesia hingga 2022.
Diketahui, cyber security di Indonesia mendapat perhatian yang cukup besar. Beberapa laporan menempatkan Indonesia sebagai negara ketiga paling ditarget, setelah Amerika Serikat dan India. Perkembangan ekonomi digital, termasuk sektor kunci seperti jasa keuangan, transportasi dan pemasaran akan lebih meningkatkan kebutuhan atas kemampuan Cyber Security.
"Sebagai bagian penting dari Mastercard Academy 2.0, InfraDigital Foundation akan bekerja sama dengan industri untuk memastikan bahwa para talent dapat mengisi kebutuhan kerja di profesi Cyber Security," jelas Mike.
Di luar industri, permintaan akan cyber security talent meluas ke sektor pemerintah. Pemerintahan Indonesia - di tingkat nasional dan regional - membutuhkan pekerja terampil dengan pengalaman dalam Cyber Security. Sebagai perbandingan, pada tahun 2016 INTERPOL Indonesia hanya memiliki 25 staf, secara signifikan kurang dari 18.000 staf yang setara di Tiongkok.