7 Desember Hari Pers Indonesia
Sabtu, 7 Desember 1918. Sebuah iring-iringan kecil, bahkan, "sangat kecil," tulis Pramoedya Ananta Toer dalam Sang Pemula, "mengantarkan jenazahnya ke peristirahatan terakhir di Manggadua, Jakarta.
Tanpa pidato-pidato sambutan, orang-orang lantas berlalu setelah mengubur Tirto Adhi Soerjo.
Demi mendengar kepulangan Tirto, Mas Marco Kartodikromo terperanjat.
Jurnalis legendaris dan pengarang novel Student Hidjo itu lantas menulis nekrologi, dimuat halaman I koran Djawi Hiswara, edisi 13 Desember 1918.
"Pembaca jang terhormat jang baroe berkenalan dengan soerat kabar dalam 4-5 tahoen sadja, boleh djadi beloem tahoe terang keadaan beliau, siapakah Raden Mas Tirto ini?" demikian Marco membuka tulisannya.
Lalu, tokoh pendiri Inlandsch Journalisten Bond (IJB)--organ pelopor organisasi pers di Jawa--menjelaskan sedikit banyak sepak terjang Tirto.
"Boleh bilang toean T.A.S. indoek Journalist Boemipoetra di ini tanah Djawa, tadjam sekali beliau poenya penna," ungkap Marco,
T.A.S. adalah inisial Tirto di koran. Inisial yang cukup terkenal pada masanya.