7 Tahun Dibahas, Pemanduan Selat Malaka Akan Terwujud
jpnn.com, BATAM - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi hari ini, Senin (10/4) akan me-launching pemanduan di Perairan Selat Malaka dan Selat Singapura, yang masuk dalam wilayah kedaulatan Indonesia.
Rencananya, Budi akan ke Batam untuk melakukan launching pemanduan di perairan pandu luar biasa di Selat Malaka dan Selat Singapura.
"Pemanduan kapal ini sangat penting terutama untuk menjamin keselamatan pelayaran bagi kapal-kapal yang berlayar melintasi jalur tersebut," kata Budi di Jakarta, Minggu (9/4).
Budi menjelaskan, rencana pemanduan di wilayah ini sudah sejak tujuh tahun dibahas, namun baru tahun ini bisa direalisasikan.
Selain untuk meningkatkan keselamatan pelayaran, pemanduan ini juga bertujuan untuk ikut menjaga kedaulatan wilayah Indonesia.
"Kami akan jaga dan manfaatkan setiap jengkal wilayah territorial Indonesia agar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Masih banyak wilayah perairan Indonesia yang dulunya dibiarkan begitu saja, sekarang akan kita gunakan untuk kepentingan bangsa. Salah satunya adalah Selat Malaka ini, yang sudah lama dibahas, namun baru sekarang terlaksana," papar Budi.
Menurut data yang ada, sekitar 60-80 ribu kapal/tahun dari berbagai negara baik kapal kargo maupun kapal tanker berlayar melintasi selat sepanjang 550 mil ini.
Untuk menghindari kondisi rawan kecelakaan di laut, maka sesuai Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Nomor. HK.103/2/4/DJPL-17 tentang Sistem dan Prosedur Pelayanan Jasa Pemanduan dan Penundaan Kapal pada Perairan Pandu Luar Biasa di Selat Malaka dan Selat Singapura, pemerintah Indonesia akan melakukan pemanduan terhadap kapal yang melintas selat tersebut.
Pemanduan akan dilaksanakan dari titik di Iyu Kecil ke Nongsa dengan jarak kurang lebih 48 Nautical Miles.(chi/jpnn)