8 Fakta Kondisi Bus Kecelakaan di Subang, Rem Blong di Kawasan Hitam, Mengerikan
Deddy mengatakan, masalah bus pariwisata yang status uji KIR-nya tidak aktif atau mati terus berulang. Sebab, bus-bus sewaan tersebut, rata-rata tidak pernah melakukan uji kelaikan kendaraan bermotor.
"Karena bus-bus pariwisata ini tidak pernah masuk terminal, jadi jauh dari pantauan pemerintah dalam hal ini Kementerian Perhubungan atau Dishub (Dinas Perhubungan) setempat, kalau izin trayeknya pariwisata, biasanya mereka melakukan perizinan di Dishub setempat," ujar Deddy saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Minggu.
Deddy menyampaikan, kecelakaan bus pariwisata akibat rem blong bukan sekali terjadi di Indonesia.
Rata-rata, penyebab dari kecelakaan ini adalah rem blong, ban tipis, kampas rem atau kompresi yang bermasalah.
Semua ini dapat dicegah bila kendaraan bermotor seperti bus secara rutin melakukan uji kelaikan yang memang diwajibkan dalam Peraturan Menteri Perhubungan No.PM 19 tahun 2021 tentang Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor.
Terkait dengan bus yang ditumpangi rombongan pelajar SMK Lingga Kencana Depok, bus tersebut tercatat buatan tahun 2006, di mana sudah terjadi pergantian cat sebanyak dua kali atau terus diperbarui agar terlihat seperti bus baru.
8. Faktor Manusia dan Teknis
Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi mengatakan, insiden kecelakaan bus di Ciater, Kabupaten Subang, terjadi karena dua faktor yakni faktor manusia dan teknis.
"Faktor utama adalah faktor sumber daya manusia (SDM/human factor), yakni kurangnya istirahat awak angkutan, khususnya pengemudi," ujarnya.