80%, Istana Negara dan Gedung DPR RI di Gunung Mas
Fairid memaparkan, Kota Palangka Raya masih memiliki wilayah yang cukup luas. Dari seluruh wilayah yang ada di Kota Palangka Raya, hanya 2,24 persen kawasan yang sudah terbangun. Bahkan, Kota Palangka Raya masih tercatat sebagai kota dengan penduduk yang sedikit.
“Untuk itu, Kota Palangka Raya masih memiliki tempat yang cukup bagi pendatang. Bahkan masyarakat Kalteng, khususnya Kota Palangka Raya, terbuka terhadap pendatang,” katanya saat menyampaikan paparan di Ruang Rapat Peteng Karuhei, Kantor Pemko Palangka Raya, Kamis (11/7).
Dijelaskannya, rencana tata ruang wilayah kota (RTRWK) telah diselesaikan pada bulan Mei lalu. Ada beberapa keunggulan Kalteng. Salah satunya yakni wisata air hitam yang ada di Kelurahan Kereng Bangkirei.
“Hanya ada dua negara yang memiliki air hitam, yakni Indonesia tepatnya di Kota Palangka Raya dan di Brazil. Tentu ini menjadi salah satu kebanggan bagi Kota Palangka Raya,” jelasnya.
Ketua rombongan anggota Komisi V DPR RI Ibnu Munzir menyebutkan, setelah mendengarkan paparan Wali Kota Palangka Raya Fairid Naparin, pihaknya menilai bahwa Kota Palangka Raya memiliki potensi sebagai lokasi pemindahan ibu kota pemerintahan. Karena itu, mulai dari sekarang harus segera disiapkan dan dipikirkan.
“Kami sudah meninjau langsung jalan nasional dan wisata waterfront city. Gagasan Pemko Palangka Raya cukup menarik,” singkatnya.
Hanya saja, kata Ibnu, Sungai Kahayan masih belum masuk pada kewenangan balai sungai. Pihaknya menilai hal ini perlu dipikirkan, karena sangat penting dalam pembenahan wilayah. Hal yang menjadi perhatian lainnya yakni pembangunan Jembatan Layang di Bukit Rawi. Pasalnya, perlu dorongan agar tidak berjalan lambat.
“Meski optimistis selesai sesuai target, tetapi juga harus diperhatikan kondisi cuaca di lapangan,” tegas politikus Partai Golkar ini.