800 Ton Beras di Gudang Bulog Batam Rusak Akibat tak Tersalurkan
jpnn.com, BATAM - Sedikitnya 800 ton beras di gudang milik Badan Urusan Logistik (Bulog) Batam, rusak karena tidak tersalurkan sejak tahun 2017.
Kepala Bulog Batam Ari Apriansyah mengaku pihaknya sudah melakukan pengecekan laboraturium dan tengah menunggu kesimpulan dari Badan Ketahanan Pangan (BKP) Pusat.
"Sampel dan hasilnya sudah keluar, tapi sedang disimpulkan BKP," ujar Ari saat ditemui di gudang Bulog, Senin (29/4).
Dia mengatakan nantinya hasil laboratorium tersebut menjadi penentu langkah Bulog selanjutnya. Beras tersebut nantinya dibagi dua, beras dengan kualitas berada di bawah ambang batas keamanan pangan akan dilelang sebagai bahan pakan ternak. Sedangkan beras yang rusak atau tidak layak dikonsumsi tentu akan dilakukan pemusnahan.
"Umur beras ini lebih dari setahun, yakni dari tahun 2016 sampai 2017," katanya.
Ratusan ton beras rusak tersebut, lanjutnya, merupakan pengadaan beras miskin (raskin) untuk Batam yang tidak tersalurkan sejak tahun 2017. Sebab, Batam menjadi pelopor atau menjadi pilot project untuk penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BNPT) pada awal tahun 2017.
"Padahal, Bulog sendiri sudah menyiapkan beras untuk raskin," terangnya.
Karena tidak tersalurkan, beras tersebut menumpuk bahkan rusak. Agar beras tersebut tidak terkontaminasi dengan beras lainnya perlu dilakukan pemusnahan. "Kita tunggu surat rekomendasi itu (BKP pusat, red). Karena ini barang negara jadi harus melalui proses, tidak bisa dimusnahkan tiba-tiba," jelasnya.