9 Bulan KPK Mengendus, Mengungkap Uang Suap di Kardus
jpnn.com, JAKARTA - Tim penindakan KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) menangkap Bupati Banggai Laut Wenny Bukamo, pada Kamis (3/12) sekitar pukul 13.00 WIB.
Pimpinan KPK menyebut penyelidikan dugaan kasus suap Bupati Banggai Laut Wenny Bukamo (WB) dilakukan sejak Maret 2020.
"Kami telah melakukan penyelidikan mengeluarkan sprinlidik atas perkara di Kabupaten Banggai Laut, Sulawesi Tengah," kata Wakil Ketua KPK Nawawi Pomolango saat jumpa pers di Gedung KPK, Jakarta, Jumat (4/12).
Penyelidikan berawal dari adanya informasi masyarakat terkait dengan dugaan tindak pidana korupsi di Kabupaten Banggai Laut yang selanjutnya didalami lebih lanjut oleh Koordinator Wilayah (Korwil) KPK.
"Waktu yang cukup lama tetapi informasi masyarakat itu kemudian memang sudah disikapi teman-teman korwil yang memang ada di tiap-tiap daerah, paling tidak sekali-kali datang ke sana pulbaket (pengumpulan bahan dan keterangan) dan betul-betul cari tahu kebenaran dari pada laporan pengaduan masyarakat," kata Nawawi.
Wenny bersama lima orang lainnya telah ditetapkan sebagai tersangka kasus suap terkait dengan pengadaan barang atau jasa di lingkungan Pemkab Banggai Laut pada tahun anggaran 2020.
Lima orang lainnya, yakni Recky Suhartono Godiman (RSG) yang merupakan Komisaris Utama PT Alfa Berdikari Group (ABG)/orang kepercayaan Wenny, Direktur PT Raja Muda Indonesia (RMI) Hengky Thiono (HTO), Komisaris PT Bangun Bangkep Persada (BBP) Hedy Thiono (HDO), Direktur PT Antarnusa Karyatama Mandiri (AKM) Djufri Katili (DK), dan Direktur PT Andronika Putra Delta (APD) Andreas Hongkiriwang (AHO).
Dalam konstruksi perkara dibeberkan bahwa Wenny selaku Bupati Banggai Laut diduga memerintahkan Recky untuk membuat kesepakatan dengan pihak rekanan yang mengerjakan beberapa proyek infrastruktur di antaranya peningkatan sejumlah ruas jalan pada Dinas PUPR Banggai Laut.