Abu Bakr bin Siapa?
“Setiap kabilah yang tinggal di Mekah punya keistemewaan tersendiri, yakni ada tidaknya hubungannya dengan sesuatu jabatan di Ka’bah,” tulis Haekal.
Banu Abd Manaf tugasnya siqayah dan rifadah. Banu Abdid-Dar, liwa’, hijabah dan nadwah, yang sudah berjalan sejak sebelum Hasyim kakek Nabi lahir. Sedang pimpinan tentara dipegang oleh Banu Makhzum, nenek moyang Khalid bin Walid.
Banu Taim bin Murrah, kabilahnya Abu Bakr punya kewenangan menyusun masalah diat (tebusan darah) dan segala macam ganti rugi.
Dikisahkan Haekal, pada zamannya, Abu Bakr lah yang memegang pimpinan kabilahnya. Posisinya cukup kuat.
Kabilah ini, dijuluki masabihuz zalami (pelita-pelita di waktu gelap) oleh penyair Imru’ul Qais bin Hujr.
Di jazirah Arab, tulis Haekal, Banu Taim dikenal punya sifat terpuji; pemberani, pemurah, kesatria, suka menolong dan melindungi tetangga.
Setelah masuk Islam, Abdul Ka’bah dipanggil Abdullah oleh Nabi Muhammad.
Nah, begitu menjadi tokoh muslim yang penting, barulah nama ayahnya disebut-sebut. Ibunya dijuluki Ummul Khair.