Ada Kasus Khusus Dibahas Bareng di Grup BBM atau WhatsApp
Terkait dengan perkembangan ilmu medis bedah saraf, Eka menyatakan, Indonesia bisa bersaing dengan negara-negara maju seperti Jepang, Eropa, atau AS. Asalkan, perlengkapan medis yang disiapkan untuk pengembangan ilmu pengetahuan bedah saraf di Indonesia distandarkan dengan negara-negara maju itu.
"Selama alatnya sama, manusianya bisa belajar," tegasnya.
Eka juga mengkritisi kebijakan pencetakan dokter-dokter spesialis di Indonesia. Selama ini, hanya fakultas kedokteran di kampus negeri yang berhak mencetak dokter-dokter spesialis.
Untuk dokter spesialis bedah saraf, misalnya, jumlahnya saat ini sekitar 250 orang. Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia sekitar 250 juta jiwa, rasionya 1 dokter spesialis bedah saraf berbanding 1 juta penduduk. (wan/c5/kim)