Ada Pungli di Kawasan Lava Tour Merapi, Parah nih
Fajar khawatir aksi pungli akan berpengaruh pada tingkat kunjungan wisatawan. Karena menimbulkan kesan tidak baik bagi wisatawan. "Apalagi kalau nanti wisatawan jadi kapok, kan itu malah merusak iklim wisata di Kaliadem. Padahal penyakitnya hanya satu orang saja," katanya kesal.
Dari penelusuran Radar Jogja (Jawa Pos Group), sebagian besar kendaraan yang dicegat oleh para pelaku berpelat nomor luar DIJ. Kendati demikian, tak sedikit pula kendaraan berpelat AB yang juga distop dan diminta membayar tambahan.
Baik wisatawan dengan sepeda motor maupun mobil. Lalu wisatawan diantar dan diarahkan ke tempat parkir lokasi wisata yang dituju. Peristiwa itu biasa terjadi saat musim liburan.
Setiap karcis yang disodorkan pelaku kepada wisatawan memuat lima paket dengan variasi nominal. Pertama, hanya sampai di petilasan Mbah Marijan dikenakan tambahan biaya Rp 30 ribu. Kedua, mengantar sampai bungker tambahan biayanya Rp 50 ribu.
Ketiga, untuk ke petilasan Mbah Marijan dan bungker tambah Rp 60 ribu. Keempat, paket medium seharga Rp 120 ribu, dan kelima paket long bertarif Rp 150 ribu.
Terpisah, Kepala Dinas Pariwisata Sleman Sudarningsih justru menduga ada salah paham pada wisatawan. Setahu dia tak ada unsur pemaksaan oleh oknum terkait.
"Mungkin ada salah pengertian. Itu tidak memaksa, tapi sukarela. Kalau memang membutuhkan pemanduan untuk itu bisa dilakukan," dalihnya.
Ironisnya, Sudarningsih juga mendapat informasi bahwa para pelaku dalam menjalankan aksinya atas dasar peraturan desa (perdes) setempat. Perdes tersebut juga telah disosialisasikan melalui spanduk yang terpasang di kawasan wisata.