Ada yang Aneh dari Surat yang Mendesak Amien Rais Mundur
jpnn.com, JAKARTA - Internal Partai Amanat Nasional bergejolak karena lima pendiri PAN mendesak Ketua Dewan Kehormatan Muhammad Amien Rais mundur. Desakan itu disampaikan lewat surat terbuka tertanggal 26 Desember 2018.
Namun, Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PAN Saleh Partaonan Daulay mengatakan Amien Rais dan PAN tentu tidak perlu menganggap serius terhadap surat tersebut.
"Ada banyak keanehan dan keganjilan dari surat tersebut yang perlu dipertanyakan," kata Saleh kepada JPNN, Rabu (26/12).
Dia memerinci keganjilan dan keanehan itu, antara lain pertama surat tersebut ditulis dan ditandatangani oleh mereka yang sudah lama sekali tidak aktif dan tak mengikuti isu serta arah perjuangan politik PAN. "Karena itu, tidak jelas landasan dan pijakan mereka dalam menulis surat tersebut," kata Saleh.
Kedua, ujar Saleh, fakta menunjukkan bahwa Amien Rais masih tetap konsisten dalam memperjuangkan reformasi dan berupaya membawa perbaikan bagi bangsa Indonesia.
Kalaupun ada perbedaan dengan pemerintah yang berkuasa, kata dia, itu harus dimaknai sebagai bagian dari semangat untuk memperbaiki kehidupan sosial politik yang dinilainya belum berpihak sepenuhnya bagi kesejahteraan rakyat.
Ketiga, kata Saleh, permintaan agar Amien Rais mundur dari kehidupan organisasi sosial dan politik mencederai demokrasi dan potensial melanggar UUD 1945, khususnya pasal tentang kebebasan bersyarikat dan berkumpul.
"Amien Rais sebagai warga negara dijamin hak-haknya untuk berkiprah di organisasi mana pun, termasuk organisasi politik," ungkapnya.