Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Adam Eva

Oleh: Dahlan Iskan

Minggu, 07 Agustus 2022 – 07:08 WIB
Adam Eva - JPNN.COM
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Sebenarnya yang seperti itu juga biasa saja. Sering dilakukan politisi siapa pun. Untuk merebut suara. Donald Trump pun begitu. Demikian juga George Bush. GU juga giat sekali di Amerika.

Baca Juga:

Kebetulan kali ini bersamaan dengan peristiwa besar: penembakan pada Abe. Yang menewaskannya. Yang dilakukan pemuda pengangguran: Tetsuya Yamagami.

Yamagami begitu sakit hati pada Abe. Bahkan sampai pada kakek Abe. Maka ketika Abe berkampanye di kota kecil Nara –dua hari sebelum Pemilu legislatif– Yamagami menuju panggung yang sangat rendah itu. Dari belakang. Dor! Dor! Punggung Abe jebol. Rebah. Tewas.

Di depan polisi Yamagami menceritakan semuanya: kakeknya seorang pengusaha. Kontraktor. Ketua asosiasi kontraktor sipil di Osaka.

Sang Kakek punya dua putri. Dua-duanyi lulus dari universitas terkemuka di Osaka. Yang sulung tak lain ibunda Yamagami. Jadi ahli gizi. Yang bungsu menjadi dokter.

Si sulung lantas kawin dengan karyawan di perusahaan kontraktor ayahnyi. Sang suami lulusan Universitas Kyoto. Bahagia. Punya anak: Yamagami.

Hidup Sang suami lantas berubah total. Ia kecanduan alkohol. Depresi. Bunuh diri.  Mati muda.

Ketika Sang suami kecanduan alkohol itulah ibunda Yamagami sangat tertekan. Dia sering mengalami siksaan fisik. Lantas, seingat Yamagami, ibunya aktif di Koseikai –gerakan bangun pagi. Disebut juga pesta bangun pagi.

Yamagami menuju panggung yang sangat rendah itu. Dari belakang. Dor! Dor! Punggung Shinzo Abe jebol. Rebah. Tewas.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

BERITA LAINNYA
X Close