Agama Angka
Oleh Dahlan IskanBerkurangnya dukungan itu juga akibat kekerasan. Sebagian mereka mulai merusak. Mulai mengancam --termasuk mengancam orang yang berbicara dalam bahasa Mandarin.
Jumlah pedemo sempat naik lagi. Saat ada mahasiswa meninggal: jatuh dari gedung parkir.
Demonstran menilai itu untuk menghindari serbuan polisi. Namun rekaman CCTV malam itu menunjukkan mendiang berjalan sendirian di gedung parkir itu.
Begitulah hukum alamnya: kian sedikit yang demo, kian radikal. Mereka adalah yang paling militan. Yang moderat menyisih. Bahkan mulai tidak simpati.
Lagu yang dinyanyikan pedemo pun berubah. Dulunya mereka selalu menyanyikan lagu gereja Sing Hallelujah to the Lord. Sebagai lagu kebangsaan pemrotes.
Saat itu memang banyak pastor dan pendeta yang di barisan depan. Termasuk seorang pastor yang punya keahlian fotografi.
Pastor itu selalu mengenakan rompi ”Pastor” agar tidak dihajar polisi. Beliau juga membawa tustel.
Mengabadikan apa pun yang ada di garis depan. Foto-foto itu diunggah ke Facebook beliau. Termasuk foto yang sangat menghebohkan: seorang mahasiswi terkena tembakan polisi di salah satu matanya. Yang menurut polisi mata itu terkena ketapel pedemo sendiri.