Agar Wujud Bulog Tidak Ka'Adamihi
Senin, 26 Maret 2012 – 01:11 WIB
Bisa saja kelak sistem yarnen itu diganti dengan yarbah. Dibayar dengan gabah. Lalu, tiga BUMN tersebut menyerahkan gabahnya kepada BUMN Perum Bulog. Dengan demikian, Bulog tidak perlu bersaing dengan tengkulak di lapangan. Bulog juga tidak perlu terlalu banyak membeli gabah/beras dari pedagang. Sistem yarbah itu lagi dimatangkan setelah belajar banyak dari panen raya tahun ini.
Kalau dari sistem yarbah itu belum cukup, BUMN masih punya dua program besar lain di bidang pangan: pencetaan sawah baru 100.000 ha di Kaltim dan gerakan ProBeras. Hasil dari dua-duanya bisa juga langsung dikirim ke Bulog.
Program ProBeras adalah program kerja sama BUMN dengan petani yang tidak mampu menggarap sawahnya secara maksimal. Misalnya, petani tersebut punya sawah, tapi tidak punya tenaga. Anak-anaknya tidak ada lagi yang di desa. Tidak seperti Pak Paimin yang ketiga anaknya tetap jadi petani semua.