AIMRI: Disertasi Bahlil Relevan Menjawab Tantangan Hilirisasi Nikel
jpnn.com - JAKARTA - Menteri Energi Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia berhasil meraih gelar doktor bidang kajian stratejik dan global dari Universitas Indonesia dengan predikat cumlaude.
Bahlil yang juga ketua umum Partai Golkar itu meraih gelar doktor setelah berhasil mempertahankan disertasinya berjudul "Kebijakan, Kelembagaan, dan Tata Kelola Hilirisasi Nikel yang Berkeadilan dan Berkelanjutan di Indonesia"
Ketua Bidang Eksternal Dewan Pengurus Pusat Asosiasi Industri Mineral Republik Indonesia (DPP AIMRI) Ravindra menilai disertasi Bahlil sangat relevan dan dapat menjawab tantangan hilirisasi nikel di Indonesia.
Menurut Ravindra, disertasi yang disusun dengan pendekatan kuantitatif tersebut diteliti melalui instrumen analytical hierarchy process yang membedah dampak positif dari hilirisasi nikel serta tantangan dan hambatannya.
"Disertasi Pak Bahlil adalah terobosan akademik yang mutakhir dalam tata kelola pertambangan di indonesia, khususnya nikel", ungkap Ravindra dalam keterangannya kepada JPNN.com, Jumat (18/10).
DPP AIMRI juga mengapresiasi kemampuan dan ketajaman analisis Bahlil membedah persoalan persoalan dalam sektor pertambangan nikel yang selama ini menjadi penghambat laju hilirisasi nikel di Indonesia.
Menurut dia, Bahlil dalam disertasinya mengurai setidaknya empat persoalan pokok dalam hilirisasi nikel. Keempat masalah itu ialah ketidakadilan dana transfer daerah, keterlibatan pengusaha daerah yang minim, keterbatasan partisipasi perusahaan Indonesia dalam sektor hilirisasi bernilai tambah tinggi, serta belum adanya rencana diversifikasi pascatambang.
"Khususnya soal diversifikasi pascatambang, dalam diskusi internal yang digelar DPP AIMRI, sangat berkaitan dengan keberlanjutan ekosistem bisnis pasca-mine-out suatu IUP OP, sehingga tetap bisa memiliki manfaat bagi masyarakat," katanya.