Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Ajudan Gus Dur Selalu Bawa Sekoper Penuh Video Lawak

Sabtu, 11 Juni 2016 – 00:35 WIB
Ajudan Gus Dur Selalu Bawa Sekoper Penuh Video Lawak - JPNN.COM
Gus Dur. Foto: serbaserbigusdur.wordpress.com

Kakek empat cucu tersebut pun menceritakan, betapa luar biasanya perubahan media dari era Orde Baru ke reformasi paska 1998. Menurutnya, era Orde Baru adalah era yang sangat mengekang media. Wartawan dikendalikan oleh Mensesneg dan Menteri Penerangan. Menurutnya, wartawan istana era tersebut sangat kuat sebagai corong pemerintah.

Jurnalis harus sangat hati-hati dalam menulis dan melaporkan berita. Jika sampai ada yang ‘nyeleneh’ dalam membuat berita dari Istana Negara, maka jurnalis tersebut akan disemprot oleh Mensesneg. Ancamannya pun bermacam-macam, termasuk pelarangan liputan di kantor Presiden RI, sekaligus pencabutan kartu pers ring satu Istana Negara.

Bambang pun pernah mengalami hal tersebut, ketika almarhum Suharto sedang digoncang gerakan reformasi 1998. Sekitar tanggal 18 Mei 1998, rombongan kepresidenan berkunjung ke Mesir.

“Saya posisi juga di Mesir, disambut Hasan Wirayuda, masih Duta Besar. Saat itu sekitar jam 8 malam waktu Mesir, dan jam 12 malam waktu Indonesia. Kondisi Indonesia saat itu, chaos. Lalu, dalam pidatonya, Pak Harto bicara bahwa dia mengundurkan diri dari jabatan Presiden RI,” kata Bambang.

Ucapan pengunduran diri Suharto tersebut langsung membuat Bambang kaget. Dengan tergesa-gesa, dia mengirimkan rekaman video ungkapan pengunduran diri Suharto ke Indonesia. Tidak seperti sekarang, mengirim rekaman video pada zaman itu sangat kompleks. Dia mengakses jalur satelit ke London, diarahkan ke Hongkong, baru bisa terkirim ke Indonesia.

“Berita itu muncul jam 12 malam waktu Indonesia, media lain sudah deadline. Pagi harinya, reportase saya jadi satu-satunya sumber yang mengungkap pengunduran diri Pak Harto. Tapi, pagi jam 8, berita itu langsung dibantah juga. Saya dipersalahkan Mensesneg (Saadilah Mursjid),” cerita Bambang.

Setelah pemberitaan tersebut, suasana Indonesia semakin panas. Bambang kembali liputan ke Istana Negara, dan menginap tiga malam di sana. Kondisi gedung pusat pemerintahan Indonesia sudah dipenuhi banyak tentara. Lalu, tiga hari setelah berita Bambang, Suharto akhirnya benar-benar mengumumkan secara resmi mundur dari jabatan Presiden RI pada 21 Mei 1998.

Era yang ketat dan penuh sensor di Orde Baru, berubah ketika Habibie dan Gus Dur menjabat sebagai Presiden RI. “Kalau pak Habibie lebih santai. Karena ruang wartawan istana berseberangan dengan ruang presiden, Pak Habibie seringkali mampir, menyapa dan ngobrol-ngobrol. Lalu, masuk eranya Gus Dur, jurnalisme jadi sangat terbuka sekali,” papar Bambang.

BAMBANG Semedhi, pria kelahiran Kromengan, Kabupaten Malang, Jatim, adalah mantan wartawan istana, yang sudah keliling dunia bersama tiga Presiden

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close