AKBP Darmawan Dikeroyok Anggota Pemuda Pancasila, Reza Indragiri Punya Analisis Begini
"Misalnya, keadaan sesungguhnya sudah semakin genting, tetapi personel bersangkutan tetap menerapkan pola penanganan yang biasa-biasa saja," ucap Reza.
Bila itu yang terjadi dalam pengamanan demo Pemuda Pancasila itu, Reza menyebut penyerangan terhadap polisi merupakan buah dari cara kerja yang keliru kalkulasi, tidak prosedural ataupun tidak humanis dari individu personel polisi itu sendiri.
"Kekerasan terhadap polisi tidak disikapi cuma dengan bingkai hitam putih, melainkan lebih sebagai produk interaksi. Yaitu, interaksi antara personel polisi dan pihak yang sedang dihadapinya," tutur pria asal Rengat, Indragiri Hulu, Riau.
Analisis lain yang dikemukakan Reza, jangan-jangan penganiayaan dilakukan karena si penyerang secara mendasar sudah punya sentimen negatif terhadap polisi.
Baca Juga: Detik-Detik AKBP Dermawan Dikeroyok Massa Pemuda Pancasila, Begini Kondisinya Kini
"Dengan kata lain, terlepas apa pun situasinya, si penyerang sudah punya mindset pokoknya setiap polisi, siapa pun orangnya, adalah tak ada baiknya, adalah musuhnya sehingga adalah sah-sah saja dianiaya," ucap Reza.
Peraih gelar MCrim (Forpsych-master psikologi forensik) dari Universitas of Melbourne Australia itu menyebut penyerangan terhadap polisi, jika dilatari oleh sikap batin seperti itu, tergolong paling berat.
Di beberapa negara, kata Reza, penyerangan dengan latar sedemikian rupa bahkan digolongkan sebagai hate crime dan itu sangat serius. "Sekelas dengan hate crime terhadap, misalnya, orang berwajah Timur Tengah, berpenampilan religius, dan semacamnya," ujarnya.