Akhirnya, Satu Proposal Brexit Lolos di Parlemen Inggris
jpnn.com, LONDON - Setelah menolak berbagai proposal, parlemen Inggris akhirnya menyetujui satu usul. Sayangnya, proposal itu tak berisi keputusan tentang pemberlakuan Brexit. Hanya paksaan kepada pemerintah Inggris untuk kembali meminta perpanjangan waktu.
Proposal tersebut datang dari anggota Fraksi Partai Buruh Yvette Cooper. Cooper mengusulkan agar pemerintah kembali meminta penangguhan tenggat Brexit pada pertemuan Brussel 10 April nanti. Dengan begitu, skenario no-deal Brexit (keluar begitu saja dari Uni Eropa tanpa kesepakatan) bisa terhindar.
Proposal itu dikabulkan dengan suara 313 banding 312. Partai Buruh didukung beberapa partai kecil dan berhasil menekuk tentangan Partai Konservatif. Tentu, Konservatif menjadi berang.
''Bagaimana bisa regulasi diloloskan hanya dalam waktu empat jam? Itu bukan perdebatan, melainkan pelanggaran konstitusional,'' tegas Mark Francois kepada BBC.
Buruh menyimpan harapan terhadap negosiasi antara sang ketua Jeremy Corbyn dan Perdana Menteri Inggris Theresa May. Kedua belah pihak menyatakan bahwa pembicaraan mereka berjalan lancar. Meski, Corbyn menyebutkan bahwa masih ada beberapa hambatan yang harus diatasi.
''Saya tidak melihat perubahan (pendirian, Red) May sebanyak yang saya harapkan,'' ungkap Corbyn menurut AFP.
May bersedia berkompromi dengan satu pantangan. Inggris harus keluar dari Uni Eropa dan tidak boleh bergabung dalam serikat bea cukai. Sementara itu, Corbyn terus mendapat tekanan agar referendum kedua dilaksanakan. Dua kepentingan itu bertabrakan sehingga beberapa pejabat tidak percaya mereka bisa sepakat.
Kepala Negosiator Uni Eropa Michel Barnier berharap sebaliknya. Menurut dia, itulah satu-satunya cara untuk memecahkan kebekuan politik Inggris. (bil/c14/dos)