Akil Balig
Oleh: Dhimam Abror DjuraidHaedar Nashir langsung merespons klaim itu. Tanpa menyebut langsung nama Yaqut, Haedar mengatakan Indonesia merdeka sudah 76 tahun. Indonesia bahkan sudah berbangsa berabad-abad lamanya. Mestinya, segenap warga dan elite negeri makin dewasa dalam berindonesia.
Ibarat buah makin matang, seperti ilmu padi, makin tua kian merunduk ke bumi.
"Namun, masih saja ada yang belum beranjak akil balig dalam berbangsa dan bernegara. Semisal elite negeri yang menyatakan suatu Kementerian Negara lahir diperuntukkan golongan tertentu, dan karena itu layak dikuasai oleh kelompoknya. Suatu narasi radikal yang menunjukkan rendahnya penghayatan keindonesiaan."
Bagi seorang Haedar Nashir yang selalu santun dalam komunikasi politik kalimat-kalimat itu adalah pukulan telak yang langsung diarahkan ke muka. Menyebut elite politik negeri sebagai belum akil balig sama saja dengan menyebutnya sebagai anak kecil yang belum berakal.
Rocky Gerung pasti sudah menyebut elite itu dungu. Namun, Haedar cukup menyebutnya belum akil balig.
Klaim Yaqut memantik banyak reaksi keras. KH Anwar Abbas, pengamat sosial keagamaan yang juga anggota Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengecam Yaqut dan mendesak pemerintah membubarkan Departemen Agama yang dianggap sering membuat gaduh.
Pengurus Besar NU sendiri malah risi dengan pernyataan Yaqut. Sekretaris Jenderal PBNU Helmy Faishal Zaini menganggap Yaqut tidak bijaksana dan tidak pas dengan pernyataannya itu.
Helmy berpendapat Kemenag bukan hanya milik umat Islam ataupun warga NU, karena semua kelompok berperan dalam pendirian bangsa Indonesia. Pernyataan Yaqut itu oleh Helmy dianggap tidak pas dan kurang bijaksana dalam perspektif membangun spirit kenegarawanan.