Aksi Mahasiswa Makin Anarkis
Bakar Mobil Polisi dan Pelat MerahRabu, 25 Juni 2008 – 10:03 WIB
Akibatnya, ratusan polisi yang hampir dua jam menahan emosi lantaran dilempari batu, kayu, dan botol oleh mahasiswa bergerak maju merangsek kerumunan mahasiswa sambil menembakkan granat gas air mata berkali-kali. Akibatnya, ratusan mahasiswa dan anggota beberapa ormas kocar-kacir menyelamatkan diri. Belasan mahasiswa terluka dan enam pemuda diamankan polisi.
Saat polisi bergerak maju –setelah pagar roboh– mereka mendapat perlawanan sengit dari mahasiswa yang melemparkan batu, kayu, dan bom molotov. Tindakan nekat mahasiswa itu dibalas polisi dengan tembakan granat gas air mata berkali-kali. Peserta unjuk rasa pun kocar-kacir melarikan diri ke seberang jalan tol Gatot Subroto yang mengarah ke Pancoran–Cawang, sedangkan sebagian lagi kabur ke arah Slipi.
Namun, polisi tak membiarkan mereka. Ratusan polisi tetap mengejar mahasiswa yang lari ke seberang tol maupun ke arah Slipi. Para mahasiswa pun terus berusaha bertahan dengan melempari polisi dengan molotov dan batu. Belasan orang terluka, baik dari pihak polisi maupun mahasiswa. Sekitar pukul 16.00, situasi mulai dapat dikendalikan aparat keamanan.
Saat situasi mulai reda, terjadi insiden mengejutkan. Seorang mahasiswa dari Universitas Jambi yang diketahui bernama Syaiful, 21, terpental delapan meter lantaran dihantam mobil patroli polisi dari Polsek Tanah Abang yang panik karena dikepung mahasiswa. Oleh rekan-rekannya, korban dilarikan ke RS Jakarta yang berada di samping Kampus Atma Jaya.
Insiden yang membuat Syaiful koma itu membuat aksi anarkis mahasiswa semakin menjadi-jadi. Sebuah mobil dinas polisi, Kijang 2290-VII, yang biasa dipakai mengangkut logistik polisi hancur lebur dan hangus dibakar mahasiswa saat mobil itu melintas di dekat Gedung Manggala Wanabakti. Bukan hanya itu, sebuah mobil dinas berpelat merah, Toyota Avanza warna silver bernopol B 1019 PQ, juga hangus dibakar massa yang kalap. Mobil itu milik Dinas Kementerian Riset dan Teknologi yang dikemudikan karyawannya, Wisnu, dan istrinya yang baru pulang kerja. Ketika melintas di depan Kampus Atmajaya dari arah Bundaran HI, mobil pelat merah itu mendadak dihentikan mahasiswa. Wisnu dan istrinya disuruh turun sambil membawa barang-barang berharganya. Kemudian, dengan beringas mahasiswa langsung menghancurkan dan membalikkan mobil itu sebelum membakarnya di tempat.
Sebuah mobil milik Kantor Perwakilan Pemda DIY di Jakarta yang dikemudikan Sulistyo juga hancur dirusak massa saat melintas di depan kampus yang sama. Kedua mobil itu akhirnya dievakuasi polisi sekitar pukul 19.00 ke lapangan parkir Ditlantas PMJ.