Alhamdulillah, Perempuan Saudi Sudah Boleh Masuk Stadion
Pewaris takhta kerajaan Arab Saudi itu memiliki rencana pembangunan dan peningkatan perekonomian yang terangkum dalam visi untuk 2030. Memperbolehkan perempuan menyetir dan melihat pertandingan di stadion termasuk di dalamnya.
Pejabat 32 tahun tersebut juga menyatakan bahwa dirinya ingin meningkatkan partisipasi perempuan di dunia kerja dari 22 persen menjadi 30 persen pada 2030.
Konser-konser kembali diselenggarakan dan kemungkinan bioskop segera menyusul. Meski izin menyetir baru diperbolehkan Juni tahun depan, saat ini banyak perempuan Saudi yang kursus mengemudi dan mencari SIM di Jordania serta Bahrain. SIM dari dua negara itu diakui di Saudi.
Di Saudi masih banyak larangan terhadap perempuan yang oleh pihak luar dinilai sebagai diskriminasi. Yaitu, perempuan harus didampingi muhrimnya jika ingin pergi ke suatu tempat, saat melakukan perjalanan jauh, mengajukan paspor, melakukan operasi kecantikan, penandatanganan kontrak, bercerai, maupun menikah.
Mereka juga harus memakai abaya yang tertutup dari ujung rambut hingga kaki. Selama ini perempuan juga dilarang berolahraga bersama laki-laki selain muhrimnya.
’’Dulu kami tidak seperti itu. Kami ingin kembali seperti dulu, Islam yang moderat,’’ ujar Pangeran Mohammad bin Salman dalam pidatonya pada Rabu (25/10).
Menurut dia, perubahan tersebut penting karena 70 persen penduduk Saudi adalah anak muda berusia di bawah 30 tahun. Mereka ingin mengecap kehidupan yang ditoleransi agama.
Tapi, perubahan-perubahan yang dibawa sang putra mahkota tentu tidak bisa diaplikasikan dengan mudah. Bulan lalu ratusan perempuan diperbolehkan masuk ke King Fahd International Stadium di Riyadh untuk merayakan 87 tahun berdirinya kerajaan Saudi.