Alhamdulillah! UNESCO Larang Israel Membangun di Jerusalem Timur
”Dunia telah memilih untuk berpihak pada kebenaran ketimbang kesewenangan, pendudukan, dan segala kebijakan sepihak Israel,” papar Menteri Luar Negeri Palestina Riyad Malki.
Malki menyebut resolusi UNESCO itu sebagai kemenangan hukum internasional. Sebab, setelah lama mengeluhkan kebijakan pemekaran permukiman Israel di wilayah sengketa, baru kali ini Palestina mendapatkan dukungan internasional lewat resolusi.
”Kami akan membela warisan dan budaya kami. Juga, masa lalu dan masa depan kami,” tandasnya seperti dilansir Al Jazeera.
Selasa lalu, berseberangan dengan 22 negara yang mendukung resolusi UNESCO, 10 negara menentangnya. Amerika Serikat (AS), Jerman, dan Italia adalah 3 di antara 10 suara yang menolak resolusi pro-Palestina tersebut.
Sedangkan 23 negara memilih abstain dalam pemungutan suara yang tidak dihadiri tiga negara yang lain tersebut. Total 55 negara menyampaikan aspirasi dalam voting.
Berbekal resolusi tersebut, Malki mengaku akan lebih tegas menentang pemekaran wilayah Israel. Baik di East Jerusalem maupun di Jalur Gaza. Namun, Kementerian Israel tidak tinggal diam.
Begitu mendengar hasil voting yang tidak berpihak kepada mereka, Israel langsung protes. Mereka menyebut resolusi itu sebagai rekayasa politik UNESCO.
”Resolusi itu tidak akan memengaruhi kebijakan kami di Jerusalem,” kata Jubir Kementerian Luar Negeri Israel Emmanuel Nahshon.