Aliran Lobster
Oleh Dahlan IskanDalam hal benur ini pemenang pemilunya masih sama, tetapi kebijakannya begitu bertolak belakang. Saya cenderung tidak memilih mana yang benar. Silakan saja.
Saya biasa melihat dalam hal 'strategi ekonomi' yang benar itu tidak hanya satu. Bahkan tidak hanya dua.
Sering sekali terjadi: kesungguhan mengerjakannya lebih menentukan daripada kebenaran konsepnya –apalagi kalau konsep itu belum tentu benar.
Tentu publik melihat dengan jelas bahwa Bu Susi adalah orang yang sungguh-sungguh. Sampai beliau menyelesaikan jabatannyi –sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan– tidak sedikit pun terlihat ada lobster di balik batu.
Ada dua data 'ilmiah' yang sering dipakai menyerang Bu Susi: jumlah benur di laut Indonesia dan apakah lobster bisa dibudidayakan di dalam negeri.
Bu Susi memang sering mengatakan benur lobster terancam punah kalau ekspor dibebaskan. Sedang pihak penyerang sering mengemukakan data dari KKP sendiri bahwa jumlah benur kita itu masih 850 miliar –jauh dari langka.
Saya tidak berhasil mendapat kejelasan. Apakah angka itu justru sebagai hasil larangan Bu Susi selama 5 tahun, atau memang sejak dulu sebegitu.
Saya sendiri cenderung menerjemahkan yang nadanya memihak Bu Susi. Ketika beliau mengatakan kelak benur bisa langka, tentu maksudnyi bukan langka seperti harimau Jawa.