All England 2019: Cerita Ahsan / Hendra yang Luar Biasa
jpnn.com, BIRMINGHAM - Ribuan penonton di Arena Birmingham, Sabtu (9/3) malam WIB spontan berdiri usai ganda putra Indonesia Mohammad Ahsan / Hendra Setiawan memastikan satu tiket final All England 2019.
Ya, setelah jeda lima tahun, The Daddies (julukan mereka kini) kembali ke final turnamen bulu tangkis tertua dan menjadi mimpi semua pebulu tangkis di dunia.
Pada 2014, Ahsan / Hendra yang lagi hebat-hebatnya, menjadi juara. Siapa yang berani bertaruh Ahsan yang kini berusia 31 tahun, dan Hendra 34 tahun kembali ke final di ajang impian.
Ahsan / Hendra ke final bukan karena kebetulan. Statistik awal juga membuktikan Ahsan / Hendra kompetitif. Buktinya, BWF menempatkan mereka sebagai unggulan keenam. Peringkat Ahsan / Hendra juga berbicara, ranking tujuh dunia, bro.
Nah, mungkin, karena sejak di babak pertama hingga perempat final Ahsan / Hendra baru ketemu ganda-ganda Eropa (yang sebenarnya tak gampang juga dikalahkan), dari Marcus Ellis / Chris Langridge (Inggris), Vladimir Ivanov / Ivan Sozonov (Rusia) dan Mark Lamsfuss / Marvin Seidel (Jerman), tak banyak yang memprediksi mereka akan mengalahkan ganda terbaik Jepang Takeshi Kamura / Keigo Sonoda di semifinal.
Ahsan / Hendra menang 21-19 21-16. Enggak percaya? Baca lagi yang ini: Dramatis, Meski Cedera, Ahsan / Hendra Masuk Final All England 2019
Takeshi Kamura / Keigo Sonoda mungkin lebih disukai publik Birmingham yang memang doyan melihat smes cetas cetus, seperti karakter permainan Takeshi / Keigo.
Sebelum ketemu Daddies, duo Jepang itu juga tampil menawan dengan menyingkirkan Mathias Boe / Carsten Mogensen (Denmark) dan Han Chengkai / Zhou Haodong (Tiongkok).