Amerika Bikin Sekutu Arab Kecewa, Rusia Terbukti Setia
Sikap UEA di DK PBB kemarin menunjukkan keinginan untuk bergeser ke arah kebijakan luar negeri yang lebih netral, bebas dari pengaruh kepentingan AS.
“Kami tidak mendukung atau menentang (resolusi DK PBB) — itulah posisinya. Jika Amerika marah, itu urusan mereka,” kata Abdulkhaleq Abdulla, seorang profesor ilmu politik di UEA kepada Financial Times.
“Kami tidak lagi membutuhkan lampu hijau dari Amerika atau ibu kota barat lainnya untuk memutuskan kepentingan nasional kami.”
Keretakan hubungan ini mencuat ke permukaan akhir tahun lalu ketika UEA menangguhkan pembicaraan soal pembelian jet tempur F-35 buatan AS. Abu Dhabi geram lantaran AS menyertakan klausul yang membatasi penggunaan pesawat mutakhir tersebut.
UEA juga mempersoalkan makin kecilnya dukungan AS kepada koalisi militer pimpinan Arab Saudi yang berperang melawan pemberontak Houthi di Yaman.
Pemerintah UEA sendiri menolak tuduhan bahwa suara abstain tersebut adalah bentuk dukungan terhadap invasi Rusia.
Abu Dhabi berpandangan bahwa keberpihakan kepada salah satu pihak dalam konflik ini hanya akan memicu lebih banyak lagi kekerasan.
"Prioritas kami adalah mendorong semua pihak untuk menggunakan tindakan diplomatik dan bernegosiasi untuk menemukan solusi politik," ujar Anwar Gargash, salah seorang penasihat presiden UEA.
Presiden Joe Biden juga telah memicu kemarahan Riyadh dengan mengkritik pelanggaran hak asasi manusia di Arab Saudi dan menolak untuk berbicara dengan Putra Mahkota Mohammed bin Salman, penguasa de facto kerajaan.