Anak-anak Bukit Duri Makin Mengenal Bahasa Prancis dan Inggris
jpnn.com, JAKARTA - Anak-anak yang tinggal di kawasan padat penduduk di Bukit Duri Tanjakan, khususnya yang tak jauh dari bantaran Sungai Ciliwung, makin mengenal bahasa Inggris dan Prancis.
Pasalnya, sejumlah dosen dan mahasiswa Universitas Negeri Jakarta (UNJ) melakukan beberapa pertemuan di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Bukit Duri Bercerita saat melaksanakan program pengabdian masyarakat.
“Pada pengabdian masyarakat kali ini, proses belajar dibagi dua bagian. Pelajaran pengenalan bahasa Inggris diberikan di dalam rumah yakni di TBM, sedangkan pengenalan bahasa Prancis dilakukan di luar ruang, tepatnya di sebuah saung di dekat tanggul Sungai Ciliwung,” ujar Koordinator Program Studi Bahasa Prancis Subur Ismail, yang memimpin rombongan dosen dalam pengabdian masyarakat di TBM Bukit Duri Bercerita, Jumat (1/10) petang.
Subur Ismail mengatakan proses pengenalan bahasa Prancis di tengah masyarakat kelas menengah ke bawah punya arti sangat dalam. Sebab anak-anak sejak dini mengetahui bahasa ini, bahkan saat pembelajaran berlangsung, memancing masyarakat sekitar yang menyaksikan ingin tahu soal bahasa Prancis yang merupakan bahasa dunia.
“Kami berharap kegiatan seperti ini akan terus berlanjut dan anak-anak semakin bersemangat membaca dan belajar bahasa asing, khususnya bahasa Prancis, juga Inggris,” ujar Subur.
Peran yang penting juga dilakukan pendiri TBM Bukit Duri Bercerita, Safrudiningsih. Dengan semangat dan antusiasme yang tinggi, dia menjelaskan kepada anak-anak dan masyarakat sekitar tempat belajar bahwa menguasa bahasa asing, khusunya bahasa Prancis dan Inggris memberi manfaat berlimpah di kemudian hari.
Dosen Bahasa Prancis Ratna juga punya kesan yang mendalam atas pelaksanaan pengabdian masyarakat di Bukit Duri, khususnya di TBM yang didirikan pasangan Safrudingsih dan Suradi.
“Apa yang saya ikuti di TBM ini, juga sebelumnya, membuktikan bahwa pengabdian masyarakat benar-benar bermanfaat baik bagi perguruan tinggi maupun masyarakat. Buktinya, mengenal dasar-dasar bahasa Inggris dan Prancis di perkampungan padat, cukup menyenangkan,” ujar Ratna.