Anak Buah Yusril: Aceh Tidak Akan Pernah Kaya karena Ganja
jpnn.com, JAKARTA - Wakil Sekjen Partai Bulan Bintang (PBB) Solihin Pure mengaku tak habis pikir atas usulan anggota DPR Fraksi PKS asal Dapil Aceh I Rafli Kande kepada Menteri Perdagangan Agus Suparmanto, agar menjadikan ganja sebagai komoditas ekspor pada saat rapat di Komisi VI DPR, Kamis (30/1) kemarin.
Menurut Pure, motivasi Rafli perlu didalami dan ditelusuri oleh pihak berwajib karena sampai detik ini ganja masih merupakan komoditas ilegal untuk diperjualbelikan, berdasarkan hukum positif yang ada.
Pure juga merasa usulan Rafli perlu didalami karena pemerintah sedang gencar-gencarnya memerangi segala jenis peredaran narkoba. Sementara Rafli malah menyampaikan usulan yang berseberangan dengan visi pemerintah dalam hal pemberantasan narkoba.
"Bukan asal menuduh dan menilai secara konspiratif, tetapi saya kira perlu didalami, ditelusuri apa motifnya. Siapa yang akan diuntungkan dan siapa yang akan dirugikan," ujar Pure di Jakarta, Jumat (31/1).
Rafli sebelumnya menyebut alasan usulan ekspor ganja untuk menambah devisa negara. Terkait hal ini Pure mengingatkan, pihak yang paling pertama diuntungkan jika ganja dilegalisasi adalah para bandar dan pengedar.
"Kalau alasannya untuk mendongkrak pendapatan negara, saya pastikan Aceh atau bahkan Indonesia tidak akan pernah kaya dan sejahtera dari pajak ekspor ganja atau produk olahannya. Ekspor ganja itu malah lebih banyak mudaratnya," kata Pure.
Lelaki asal NTT ini kemudian mengingatkan, muslim diajarkan untuk mencari rezeki dengan cara yang halal dan thoyib, terlebih Aceh dijuluki sebagai Serambi Mekkah, maka hal itu harus benar-benar menjadi pegangan.
"Kalau usulannya seperti ini (ekspor ganja), jangan heran kalau nanti muncul dugaan ada muatan kepentingan pihak tertentu di balik usulan itu," kata Pure.