Anak Muda Australia Rasakan Manfaat Dari Belajar Bahasa dan Budaya Indonesia
Hal senada pun disampaikan oleh Profesor Studi Asia Tenggara, David Hill, yang mengatakan seharusnya budaya dan bahasa Indonesia lebih dikedepankan dengan budaya-budaya anak muda agar menarik minat di Australia.
"Jadi, saya pikir tidak ada gunanya kalau misalnya Pemerintah Indonesia mengirim gamelan atau kadang-kadang misalnya pameran fesyen jilbab. Itu tidak menarik untuk anak muda di sini," kata David kepada Natasya Salim dari ABC News.
"Lebih baik dicari apa yang paling disukai anak muda di Indonesia, itulah yang harus tercerminkan di sini [Australia] untuk membuktikan perspektif mengenai Indonesia yang kontemporer."
Tapi menurut Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Canberra, M. Imran Hanafi, selain dari memperkenalkan elemen tradisional, seperti tarian, Angklung, Gamelan, atau kuliner, KBRI Canberra juga berusaha memperkenalkan budaya kontemporer Indonesia sejak enam tahun lalu.
"Beberapa tahun terakhir, kita masuk ke sekolah [di Australia] dengan seni kontemporer. Salah satu finalis 'Indonesian Idol', namanya Michael J … tampil di Australia Barat, Victoria, dan ACT," kata Imran.
Dalam sebuah kesempatan di tahun 2018, Michael J menyanyikan lagu Bahasa Indonesia kepada 1.000 pelajar Australia yang disiarkan secara langsung dengan 1.000 pelajar di Surabaya.
Menurut Imran, untuk menarik minat warga Australia yang lebih muda, kebudayaan Indonesia yang diperkenalkan kepada warga Australia memang tidak melulu harus yang tradisional.
"Kita juga harus memperkenalkan yang kontemporer. Sehingga budaya Indonesia itu tidak hanya dilihat dari Tari Bali, Tari Jawa, padahal dalam kaitan dengan seni budaya kita ada banyak," kata Imran kepada Natasya Salim dari ABC News.