Anak Terduga Teroris: Kapan Ayah Balik?
“Kami bingung, kadang sedih, bagaimana mau menjelaskannya. Terlebih, sampai sekarang kami tidak tahu kondisi dan di mana mereka berdua berada,” tutur wanita berhijab ini dengan mata berair menahan tangis.
Di sela perbincangan orang ini dengan Tika, tiba-tiba S (8), anak FK bertanya lugu. "Om, mano ayah. Kapan ayah balek?" ucapnya. Meski dia belum paham apa yang terjadi, tapi nalurinya sebagai anak mungkin merasakan ada yang tidak beres terjadi pada ayahnya.
Ketua RT 08 Kelurahan Karya Jaya, Harkat menjelaskan, keluarga FK dan HS memang dikenal agak tertutup dan jarang bergaul. “Bapaknya kerja sebagai buruh serabutan. Dua anak laki-lakinya tidak tahu kerja di mana," ungkapnya.
Meski begitu, baik Trisno maupun FK dan HS dikenal taat beribadah. Hanya tampilan mereka agak mencolok. Utamanya FK yang sering menggunakan ikat kepala dari kain. “Pernah suatu ketika saya berseloroh ‘pakaian kau nih seperti teroris saja’. Tapi dia dia hanya senyum dan berkata ‘Ah idaklah Pak RT’," beber Harkat yang mendampingi Sumatera Ekspres (Jawa Pos Group) ke kediaman FK dan HS.
Terkait penangkapan kedua warganya, Harkat mengaku personel Densus 88 AT Mabes Polri sama sekali tak pernah mendatangi dirinya untuk berkoordinasi. Sumatera Ekspres juga menyambangi kediaman ZH (26), karyawan BUMN yang diciduk di pool travel wisata Lahat di Jl Kol Atmo Palembang.
Kediamannya di Jl Pangeran Ayin kompleks Bumi Sako Damai tampak sepi. Menurut warga sekitar, ZH memang tinggal sendirian di sana. Dani (35), sepupunya mengaku heran dengan penangkapan tersebut.
"Dia (ZH) orang baik, tidak banyak ulah. Di sini sendiri, kadang ibunya datang dari Lahat,” jelasnya. Sembilan tahun menetap di sana, ZH selalu menjalin silaturahmi dengan beberapa keluarganya yang ada di sekitar itu.
"Kalau pakai gamis panjang biasa karena memang keluarga kami banyak yang sudah berhaji dan sering dapat bingkisan gamis," pungkasnya. Ketua RT 99, Agus (36), mengaku sangat mengenal ZH.