Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Analisis Abu Tholut soal Taliban di Afghanistan dan Potensi Terorisme di Indonesia

Minggu, 22 Agustus 2021 – 02:25 WIB
Analisis Abu Tholut soal Taliban di Afghanistan dan Potensi Terorisme di Indonesia - JPNN.COM
Imron Baihaqi alias Abu Tholut saat diskusi bertajuk “Dampak Kepemimpinan Taliban pada Aksi Terorisme di Indonesia” yang digelar virtual oleh Program Studi Kajian Terorisme UI di Jakarta, Sabtu (21/8/2021). ANTARA/Genta Tenri Mawangi

jpnn.com, JAKARTA - Imron Baihaqi alias Abu Tholut menilai kemenangan Taliban di Afghanistan tidak akan memicu aksi terorisme di Indonesia.

Analisis itu disampaikan WNI yang pernah bertempur di Afghanistan (1985-1992) itu, karena tidak melihat bukti empiris kemenangan gerakan Islam di luar negeri memicu aksi terorisme di tanah air.

"Kita tidak perlu terlalu khawatir dengan kemenangan Taliban dan kaitan itu dengan aksi terorisme di Indonesia," kata Abu Tholut dalam diskusi bertajuk “Dampak Kepemimpinan Taliban pada Aksi Terorisme di Indonesia” yang digelar virtual oleh Program Studi Kajian Terorisme UI di Jakarta, Sabtu (21/8)

Pria asal Kudus, Jawa Tengah itu mencontohkan beberapa kemenangan gerakan Islam di luar negeri, misalnya, Revolusi Iran pimpinan Ayatollah Khomeini tidak langsung disambut gerakan teror di Indonesia.

"Biasanya gerakan kemenangan tidak memicu aksi apa-apa, karena aksi teror misalnya dipicu oleh berita-berita kekalahan, kezaliman, dan berita duka yang menimbulkan empati dan mereka yang punya sumbu pendek dan pikiran berlebihan kemudian berbuat aksi yang negatif," tutur Abu Tholut.

Selain itu, katanya, Taliban pada tahun lalu dalam Perjanjian Doha telah berkomitmen tidak akan membiarkan ada gerakan milisi asing, termasuk Al Qaeda beroperasi di Afghanistan.

Taliban juga tidak akan membiarkan ada aktivitas yang membahayakan negara lain berlangsung di negara yang kini dikuasainya itu.

Perjanjian Doha merupakan kesepakatan damai yang diteken oleh Taliban dan Pemerintah Amerika Serikat pada 29 Februari 2020 di Doha, Qatar. Dalam perjanjian itu, AS sepakat akan menarik pulang pasukannya, menutup markas militer, dan mencabut sanksi ekonomi.

Abu Tholut sampaikan analisisnya soal dampak kemenangan Taliban di Afghanistan terhadap potensi terorisme di Indonesia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News