Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Anda dari Keluarga Pengidap Diabetes? Simak Saran Prof Sidartawan

Selasa, 03 November 2020 – 17:36 WIB
Anda dari Keluarga Pengidap Diabetes? Simak Saran Prof Sidartawan - JPNN.COM
Ilustrasi diabetes. Foto: Antara

jpnn.com, JAKARTA - Apakah Anda dari keluarga yang punya riwayat pengidap diabetes?

Jika iya, maka Anda perlu lebih sering melakukan pemeriksaan darah sebagai deteksi dini.

Deteksi dini penting karena Anda tergolong lebih berisiko dibanding kebanyakan orang lainnya.

"Kalau semakin tinggi risiko (misalnya ada faktor riwayat keluarga), segera skrining, periksa gula darah," kata pakar penyakit dalam yang pernah menjabat sebagai Executive Board Member, International Diabetes Federation (IDF) Western Pasific Region, Prof. Dr. dr. Sidartawan Soegondo, dalam acara Media Briefing Virtual Diabetasol - World Diabetes Day 2020, Selasa.

Selain riwayat keluarga, risiko seseorang terkena diabetes tipe 1 bisa meningkat jika dia mengalami penyakit pankreas dan beberapa infeksi. Sementara untuk tipe 2, ada juga faktor gaya hidup yang kemudian menyebabkan obesitas, malas berolahraga (kurang dari tiga kali sepekan) dan resistensi insulin.

Presiden Pengurus Besar Persatuan Diabetes Indonesia (PB PERSADIA) Dr. dr. Sony Wibisono mengatakan, pemeriksaan gula darah bisa dilakukan setahun sekali (misalnya saat berusia 40 tahun), sekaligus melakukan pemeriksaan medis menyeluruh (MCU) yang mencakup kolesterol, trigliserida.

"Kalau masih normal semua, periksanya enggak setiap tahun, mungkin bisa 2-3 tahun sekali. Tapi kalau sudah ada faktor risiko sedang atau berat, jangan setahun, bisa lebih rapat lagi, misalkan 6 bulan atau 3 bulan sekali," ujar dia yang juga mengatakan pengalaman seseorang pernah dilahirkan dengan berat badan lebih dari 4 kg juga bisa menjadi pertimbangan dia segera melakukan pemeriksaan gula darah.

Pemeriksan gula darah sendiri, secara umum ada dua yakni menggunakan alat pemantauan tusuk jari atau monitor glukosa berkelanjutan misalnya glukometer untuk mengukur gula darah dan tes HbA1c yang dilakukan oleh dokter untuk menggambarkan rata-rata kadar gula darah seseorang selama tiga bulan terakhir.

Prof Sidartawan Soegondo mengatakan, pemeriksaan gula darah lebih cepat lebih baik terutama jika ada keluarga Anda yang pernah terkena diabetes.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News