Aneh, Ketua DPR Tidak Sempat Baca Koran
Raker Dinilai Hanya PemborosanKamis, 29 Oktober 2009 – 19:47 WIB
Sekjen DPP Partai Demokrat itu juga mengakui bahwa pada Rabu (28/10) tensinya sempat menaik dari ukuran normalnya sekitar 120 per 90. "Kemarin tensi saya mencapai 150 per 90. Penyebabnya karena saya dituding telah memerintahkan kesekjenan DPR untuk melarang Raker Komisi IX dengan Menkes. Nggak benar itu, saya hanya berkonsultasi dengan salah seorang pimpinan tentang rencana raker tersebut. Silakan chek, tidak benar saya larang raker itu. Yang kami diskusikan soal mekanisme, apa sudah benar atau belum?," katanya.
Ketua DPR periode 2009-2014 itu juga mengkritisi kinerja DPR periode sebelumnya yang terlalu banyak meninggalkan persoalan di bidang program legislasi nasional (Prolegnas). "Terlalu banyak RUU yang sangat menentukan arah bangsa ini ke depan tidak selesai dikerjakan. Karena itu, tolong dipahami prolegnas itu hendaknya dapat dijadikan skala prioritas utama untuk diselesaikan ketimbang memanggil menteri dengan substansi yang tidak jelas dan melanggar mekanisme yang sudah ada," tegasnya.
"Sebuah raker, ada konsekuensi biaya yang harus dipikul oleh rakyat. Di sisi lain, sebagai pimpinan saya tahu persis bahwa raker itu tidak akan mendatangkan manfaat bagi rakyat banyak. Masak aksi pemborosan uang rakyat harus saya biarkan. Lalu karena itu saya diserang sebagai orang yang berpihak pada pemerintah. Coba, dimana logikanya," tanya Marzuki Alie.