Anggaran Australia 2017: Pajak Naik, Bantuan Luar Negeri Berkurang
Kebijakan perumahan fokus pada kaum muda dan tua
Selama berbulan-bulan, Bendahara Utama Morrison telah berjanji untuk mengeluarkan kebijakan yang meningkatkan keterjangkauan perumahan dan mengatasi lonjakan harga properti di kota besar.
Calon pembeli rumah pertama akan diijinkan untuk menyisihkan pendapatan hingga $ 30.000 (atau setara Rp 300 juta) - atau maksimal $ 15.000 (atau setara Rp 150 juta) per tahun - ke rekening pensiun mereka, yang menurut Bendahara Utama Morrison memungkinkan warga memiliki simpanan lebih tinggi.
Di tengah upaya Pemerintah Australia untuk meningkatkan pasokan perumahan, mereka yang berusia lebih dari 65 tahun akan bisa memberikan sumbangan supervisi tanpa konsesi hingga $ 300.000 (atau setara Rp 3 miliar) setelah menjual rumah mereka, asalkan mereka tinggal di dalamnya setidaknya selama 10 tahun.
Investor asing akan terkena biaya $ 5.000 (atau setara Rp 50 juta) jika mereka membiarkan properti investasi mereka kosong selama enam bulan sekaligus.
Akan ada tambahan $ 375 juta (atau setara Rp 3,75 triliun) untuk layanan tunawisma selama tiga tahun dan Pemerintah Australia akan merombak pengaturan pendanaannya dengan negara-negara bagian, untuk memastikan mereka memenuhi tujuan yang telah ditetapkan.
Belanja anggaran
Seperti yang diperkirakan, Pemerintah Australia akan membelanjakan dana besar untuk infrastruktur dengan investasi 8,4 miliar dolar (atau setara Rp 84 triliun) pada jalur kereta api di pedalaman, yang akan menghubungkan Brisbane hingga Melbourne.
Pemerintah akan mendirikan Korporasi Bandara Sydney Barat, menyuntikkan ekuitas senilai $ 5,3 miliar (atau setara Rp 53 triliun) ke perusahaan tersebut selama periode 10 tahun.
Pemerintah Australia memperkirakan, bandara ini akan beroperasi pada tahun 2026, menciptakan sekitar 20.000 pekerjaan pada awal tahun 2030an.