Anggota AP-KI Berkomitmen Menjaga dan Menerapkan Kode Etik Gerakan Kemanusiaan
Hamid Abidin dari Perhimpunan Filantropi Indonesia (PFI) menegaskan organisasi kemanusiaan harus secara serius memegang komitmen untuk senantiasa akuntabel dan amanah.
“Ini penting karena menyangkut upaya-upaya yang berkualitas membantu yang rentan, menguatkan yang beresiko dan memulihkan yang yang terdampak," katanya.
Menurut Abdul Rouf dari POROZ, pelaksanaan komitmen secara seksama dapat memperluas jangkauan dan meningkatkan hasil bantuan kemanusiaaan.
Mewakili Humanitarian Forum Indonesia (HFI) sekaligus sebagai konvener AP-KI, M Ali Yusuf mengatakan perlunya koordinasi dan kolaborasi di antara semua pemangku kepentingan yang didasarkan pada penguatan kebijakan yang mendasari, mengatur, dan memayungi aktivitas teknis para pegiat kemanusiaan di lapangan.
Lebih jauh, Ketua Umum Forum Zakat (FOZ) Bambang Suherman menyatakan gerakan kemanusiaan Indonesia sangat besar dan beragam dan memerlukan napas yang panjang.
“Di samping fakta bahwa gerakan kemanusiaan di Indonesia sangat besar dan beragam, mereka juga memerlukan napas yang panjang,” terangnya.
Dia melanjutkan dalam proses pembangunan ada kalanya suatu komunitas, terutama mereka yang rentan dan terpinggirkan, terdampak suatu krisis baik yang disebabkan oleh bencana alam maupun konflik sehingga mengalami disrupsi hidup, kehidupan, dan martabat mereka.
Siti Nikmah dari Sekretariat Jaringan antar-Jaringan (SEJAJAR) menambahkan dalam situasi di mana pemerintah sebagai penanggung jawab utama, karena satu dan lain hal, tidak mampu atau tidak mau memenuhi kebutuhan dan perlindungan dasar.