Anggrek Berumbi Khas Ausralia yang Sangat Langka Ini Terancam Punah
"Ini telah lama ditunggu," kata Julie Whitfield, Ketua Proyek Konservasi Anggrek Loddon Mallee. Ia dan kawan-kawan telah mencoba untuk menyebarkan benih anggrek kuning ini di Taman Botani Melbourne selama hampir satu dekade.
Anggrek kuning berbibir laba-laba ini saling terkait secara rumit dengan habitat dan spesies yang mengelilinginya, yang mereproduksi kondisi tepat bagi pertumbuhan, yang terbukti sangat sulit dilakukan dalam laboratorium.
Pada awalnya, tanaman ini tampaknya menjemukan. Setiap tanaman memiliki satu daun: hijau dengan dasar ungu dan berbulu. Tapi tak selamanya ia memiliki itu semua- anggrek kuning ini merupakan tanaman yang berganti daun. Mereka juga memproduksi umbi-mereka memiliki bagian yang tumbuh seperti kentang kurus, yang ada di bawah tanah dan menyimpan nutrisi.
Anggrek ini bergantung pada jamur mikroskopis di sekitar umbi, yang memberinya gizi.
Bahkan, jika jamur tak ada di sana untuk memberikan nutrisi yang tepat, benih tak akan berkecambah. Biji anggrek kuning ini tidak memiliki endosperma-paket nutrisi yang memungkinkan tanaman untuk tumbuh sendiri.
Ketika anggrek kuning ini dewasa dan kondisinya sempurna, ia akan memiliki bunga dalam rangka untuk reproduksi.
Sebilah tangkai kecil keluar dari tanah, menjadi sangat kokoh, dan bunga berwarna kuning-kehijauan pucat pun muncul. Kelopak tipisnya melebar keluar seperti bintang laut, dengan bagian yang gemuk di tengah, yang terlihat sedikit seperti mulut dengan lidah yang menempel.
Ia mengeluarkan bau, tapi bukan bau manis yang menarik pemakan madu. Sebaliknya, ia mengeluarkan feromon yang berbau seperti tawon betina.