Angka Stunting di NTT Cukup Tinggi, Muslimat NU Gencar Gelar Edukasi Gizi
Selain itu kebiasaan-kebiasaan masyarakat terkait gizi anak memang memgkhawatirkan.
“Masih banyak anak yang belum enam bulan, tetapi sudah diberi pisang dan bubur. Juga yang menjadi persoalan adalah ibu-ibu lebih suka memberi MPASI untuk anak berupa bubur instan, padahal banyak sumber pangan yang bisa diolah.”
“Termasuk susu kental manis, masyarakat masih terbiasa menggunakannya sebagai minuman susu untuk anak,” kata Riris Yunita Damanik kepada wartawan di tengah acara sosialisasi dan edukasi yang dilksanakan oleh YAICI Bersama PP Muslimat NU di Kupang, Rabu (16/3).
Lebih lanjut, Riris juga mengatakan akan mendorong agar perhatian terhadap edukasi mengenai cara konsumsi susu kental manis menjadi perhatian dinas setempat karena selama ini belum ada sosialisasi mengenai bahaya konsumsi kental manis.
Senada dengan Riris Yunita Damanik, Erna Yulia Soefihara, Ketua Bidang Kesehatan PP Muslimat NU yang hadir sebagai pembicara mengatakan PP Muslimat NU akan terus menyampaikan edukasi mengenai gizi kepada masyarakat terutama kader-kader NU.
Sebab, pemahaman mengenai gizi berkaitan langsung dengan kesehatan anak dalam keluarga.
“Kami di NU sendiri tidak hanya konsen di bidang agama saja, tetapi juga di bidang pendidikan dan salah satunya kesehatan sehingga kami merasa bahwa stunting ini perlu ditangani bersama," jelas Erna Yulia Soefihara.
Erna juga menambahkan selain di Kupang, NTT, PP Muslimat NU bersama YAICI juga telah melakukan edukasi di Jawa Timur, yakni di Banyuwangi dan Sidoarjo. Erna menegaskan edukasi
ini untuk membatasi konsumsi gula harian. “Gula adalah media yang paling disenangi sel-sel kanker. Jadi sebaiknya konsumsi makanan minuman tinggi gula ini sebaiknya dihindari. Makanya penderita