Angkatan Laut Tiongkok Makin Mengerikan, Posisi Amerika Terancam
Karena itulah majalah bergengsi Forbes menekankan bahwa fakta-fakta soal pembangunan Angkatan Laut Tiongkok yang pesat tersebut patut dikhawatirkan oleh banyak pihak, terutama Amerika Serikat.
Namun sebenarnya, kabar yang dimuat Forbes itu agaknya bukan hal yang cukup mengejutkan. Pasalnya beberapa bulan lalu, media dan kelompok think-tank Amerika Serikat kerap menyuarakan keprihatinan mereka soal hal yang sama, melesatnya pembangunan militer Tiongkok.
Pada bulan Juni, misalnya, Pusat Keamanan Amerika Baru (CNAS) yang merupakan sebuah think tank yang berbasis di Washington, berpendapat bahwa kemampuan industri dan teknologi Tiongkok mungkin akan dapat membantunya mengalahkan Amerika Serikat di lautan. Tiongkok akan mungkin mendapatkan keunggulan dalam perlombaan senjata baru.
"Soviet tidak pernah mampu menandingi, apalagi mengatasi, keunggulan teknologi Amerika Serikat. Hal yang sama mungkin tidak berlaku untuk Tiongkok," begitu keterangan yang dirilis CNAS pada saat itu.
Keterangan serupa menekankan bahwa Tiongkok merupakan negara yang berusaha untuk mencapai kesetaraan dalam hal teknologi. Namun pada akhirnya, Tiongkok akan bisa mendominasi teknologi yang ada di dunia.
Serupa dengan CNAS, think tank militer utama Amerika Serikat, RAND Corporation juga pernah menunjukkan dalam penelitiannya bahwa program pengembangan militer Tiongkok yang cepat telah memungkinkannya untuk secara drastis menutup kesenjangan dalam kekuasaan dan teknologi. Bahkan, hal tersebut akan dapat menempatkan Amerika Serikat pada posisi yang tidak menguntungkan dalam skenario tertentu.
Sementara itu, sejumlah besar outlet media dari The Diplomat hingga National Interest juga telah menyuarakan kekhawatiran akan hal serupa. Media-media tersebut menekankan kepada para pembacanya bahwa modernisasi militer Tiongkok menimbulkan tantangan bagi Amerika Serikat. (rmol/jpnn)