Angkatan Muda Ka'bah Jaktim Siap Dukung Anies-Khofifah pada Pilpres 2024
Sebelumnya, Plt Ketua DPW PPP DKI Farhan Hasan menjelaskan alasan PPP Jakarta menjatuhkan dukungannya kepada Anies-Khofifah. Salah satunya adalah karena kedua tokoh kepala daerah itu dinilai berhasil memimpin wilayah masing-masing.
Selain itu, khusus Anies, dianggap mampu secara perlahan menghapus polarisasi di masyarakat setelah gelaran Pilkada DKI 2017.
"Di 2016-2017, terjadi polarirasasi yang luar biasa di republik kita ini dan itu terpusat di Jakarta. Itu terkait dengan Pilkada DKI. Alhamdulilah Pak Anies telah membuktikan justru di pusat tempat terjadinya polaridasi itu, Pak Anies berhasil menghapus atau mengurangi secara signifikan permusuhan dan polarisasi yang terjadi di DKI," ujarnya.
Selain rekomendasi Capres-Cawapres, Farhan mengatakan rapat pimpinan wilayah juga merekomendasikan agar Fraksi PPP di DPR memperjuangan revisi UU Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Revisi UU 29/2007 itu diharapkan membawa perubahan bagi Jakarta agar lebih berkeadilan, bermartabat, dan lebih berpihak kepada kearifan lokal masyarakat Betawi.
"Dengan memasukkan ketentuan bab dan pasal tentang keberadaan majelis adat, majelis betawi, serta tetap memperhatikan dengan sungguh-sungguh aspirasi masyarakat Jakarta terkait perubahan kewenangan otonomi pemerintahan di tingkat provinsi atau kota," kata Farhan.
Adapun nama Anies Baswedan sendiri selalu menempati tiga besar Capres yang didukung publik bersama Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo. Hasil survei menyebut Anies terus menguat dalam setahun terakhir sejak Maret 2021.
Misalnya, survei terbaru yang dikeluarkan Survei SMRC yang pada Kamis (7/4/2022), tren elektabilitas Anies meningkat. Yaitu, dari 11,2 persen di Maret tahun 2021 lalu menjadi 14,4 persen di Maret 2022. (dil/jpnn)