Anies dan Reshuffle Rabu Pon
Oleh: Dhimam Abror DjuraidApalagi Habibie “gak jowo” bukan orang Jawa, sehingga sulit mendapatkan wangsit wahyu kedaton.
Menurut jangka Jayabaya, penguasa Indonesia dikiaskan dalam sebutan “Notonagoro”.
Secara harfiah berarti menata negara, tetapi oleh para yang mempercaya klenik ditafsirkan sebagai akronim dari nama-nama presiden Indonesia.
“No” untuk Sukarno, “To” untuk Suharto, dan seterusnya.
Makanya ketika Gus Dur, Abdurrahman Wahid, jadi presiden para yang mempercaya klenik jadi bingung karena nama Abdurrahman tidak masuk dalam skema Notonagoro.
Gus Dur sendiri dikenal sebagai penghayat budaya Jawa yang canggih.
Kata Gus Dur, nama Abdurrahman tetap masuk dalam skema akronim Jayabaya, bukan dalam skema Notonagoro, tetapi “Noto Manconagoro”.
Karena itu, setelah Noto (Sukarno dan Suharto) urutan selanjutnya adalah “Man” dan “Co”. Man, adalah Abdurrahman alias Gus Dur.