Anies Sebut Kemiskinan di Jakarta Paling Sulit Ditangani
"Karena itu, membereskan kemiskinan di Jakarta menjadi sebuah tantangan unik. Di kota ini, ditambah dengan migrasi yang berjalan secara terus menerus atau kami biasa menyebutnya urbanisasi, sehingga kami memiliki satu persoalan yang kompleksitasnya lebih tinggi dibandingkan masalah kemiskinan-kemiskinan di daerah lain di Indonesia," ujar Anies.
Anies juga menggambarkan kehidupan dari masyarakat miskin Jakarta yang ekstrem dengan kondisi kesehatan masyarakat, sirkulasi udara perumahan, intensitas cahaya perkampungan, hingga kondisi psikologis berada dalam kesendirian.
"Hari ini, kami mulai hari ini. Kami berharap sekali tempat ini harus menjadi contoh sukses terkait program pengentasan kemiskinan. Pendekatannya menarik, pendekatannya adalah melibatkan semuanya. Semangatnya, semangat kolaborasi untuk mewujudkan kegiatan kali ini. Saya berharap Rakerdanya jangan sampai sekadar hadir, tapi partisipasinya. Berikan ide gagasan yang konkret untuk dilaksanakan di Kalibaru," tutur Anies.
Untuk diketahui, dalam rentang waktu lima tahun (2017-2022), Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menargetkan tingkat kemiskinan turun sebanyak 1 persen, yakni dari 3,78 persen pada tahun 2017 menjadi 2,78 persen pada tahun 2022, sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi DKI Jakarta.
Target penurunan Tingkat Kemiskinan sebesar 1 persen di tahun 2022 tersebut, diharapkan dapat menjadi batu lompatan bagi Ibu Kota untuk mendukung tercapainya target TPB/SDGs, yakni memastikan tidak ada lagi orang yang hidup di bawah 1,25 dolar per hari pada tahun 2030. Sinergi lintas sektor diharapkan dapat membantu memastikan terwujudnya target global 2030 dimana tidak ada satu orang pun yang tertinggal dalam pembangunan. (ant/dil/jpnn)